Sekarang ketika ada
kesempatan untuk bepergian jauh, baik acara dinas maupun acara keluarga, ada
dua hal yang kupersiapkan sebagai alat dokumentasi, kamera dan sketchbook. Niat
awal memang untuk banyak membuat sketsa perjalanan/ travelsketching,
namun nampaknya tidak bakal kesampaian, karena waktu yang terbatas tidak
sebanding dengan tempat yang harus didatangi. Memotret nampaknya lebih realistis untuk dilakukan daripada membuat sketsa
yang minimal butuh waktu setengah jam dengan kualitas standar.
Setelah empat tahun yang
lalu pernah ke sini, kembali lagi seperti napak tilas.Ada banyak hal yang masih
sama, namun ada juga yang telah berubah. Apalagi bepergian mengawal para
ibu-ibu ( yang satu masih lajang sich, kapan kau segera menikah dek? ) ada
fenomena yang terlihat menyolok yaitu aktifitas selfie.
Di mana-mana, dalam
berbagai tempat destinasi wisata, terlihat aktifitas yang seragam dari para
pengunjung, yaitu berselfie ria, dengan segala gadget mutakhirnya, itupun masih
ditambah dengan perangkat selfie stick / tongkat narsis (tongsis) sebagai alat
bantu untuk memaksimalkan ajang unjuk diri.
Apa memang para traveller sekarang cenderung untuk melihat destinasi wisata sebagai sensasi visual saja dan latar
dari foto dokumentasi dan kenarsisan diri, daripada pengalaman menikmati obyek
wisata secara tiga dimensional dengan memanfaatkan semua indera dan rasa (
termasuk kesempatan untuk merasakan nuansa dan budaya di tempat yang berbeda )?. Mungkin perlu kajian budaya kontemporer lebih
dalam lagi.
Senja itu, di Independence Square, KL, melihat teman-teman
yang berselfie ria malah menjadi kelucuan tersendiri. Berbagai
upaya maksimal dilakukan untuk unjuk diri. Tanpa mereka sadari, mereka menjadi obyek candid saat berselfie ria dengan
kamera DSLR Nikon
d5500 yang selalu kubawa. Memfoto orang yang selfie, jangan-jangan ini juga
mulai menjadi tren baru lagi? Realita kontemporer memang penuh
dengan hal-hal yang absurd, yang tidak pernah tuntas kita pahami.
Peralatan sketsaku tampaknya memang harus
kusingkirkan dulu saat itu, disibukkan proses potret memotret bersama para selfier.
Kesempatan sketsa hanya di pagi hari, dalam jeda antara waktu sarapan pagi
dan agenda acara hari itu.
NB: foto-foto behind the scene momen selfie
yang lucu-lucu tidak semua bisa dishare di sini, tanpa izin dari miss Dian, si ratu selfie J.
antara kamera dan sketchbook |
Independence Square, malam itu |
~ hanya sekedar tulisan iseng sehabis hujan deras, jangan dianggap serius~
http://autobioartfi.blogspot.co.id
BalasHapusSekedar ingin tau mas, kebetulan saya seprofesi dengan anda, dan memiliki perspektif yang sama juga dan tergolong arsitek frustasi jika bersedia kapan waktu berdiskusi, saya di jogja.