Rabu, 01 April 2015

Orchard Road di awal November




Sore itu, matahari tidak terlalu menyengat ketika kami turun dari bis, semburat jingganya menyeruak dari balik bangunan lama yang masih cukup terawat, di mana kami dengan sedikit tergesa melewatinya. Setelah mampir sejenak shalat di masjid yang cukup besar  namun terletak cukup tersembunyi, kami segera menyusuri salah satu jalan yang paling terkenal di Singapura ini. Tujuan kami sebenarnya memang bukan untuk shopping windows, hanya sekedar mencoba mencari pengalaman menyusuri jalur pedestrian yang berkualitas (sesuatu hal  yang mahal di Indonesia, di mana fasilitas bagi para pejalan kaki lebih sering terabaikan). Singapura sebagai negara kota yang sangat kecil ini memang terkenal sangat concern dan perhatian akan keberadaan fasilitas publik yang layak dan manusiawi, salah satunya adalah fasilitas bagi para pejalan kaki/ pedestrian.
Menyusuri jalanan yang khusus diperuntukkan bagi para pedestrian memberi pengalaman dan pelajaran akan pentingnya perhatian terhadap kebutuhan para pejalan kaki. Di sebuah negeri dimana area pejalan kaki seringkali terkalahkan dengan moda transportasi lain ( remember: pedestrian pun merupakan salah satu moda transportasi ).
Orchard Road road merupakan salah satu ruas jalan satu arah sepanjang 2,2 km pada mulanya merupakan jalan sederhana di tepian area perkebunan dan pertemuan, yang kemudian berkembang menjadi salah satu pusat perbelanjaan dan hiburan. Kawasan perbelanjaan ini menyediakan pilihan retail, kuliner, dan hiburan seluas hampir 800.000 meter persegi untuk memuaskan segala selera dan kalangan - dari merek mewah hingga mode populer, dari restoran eksklusif hingga pujasera makanan cepat-saji.
Suasana lalu lalang para pelancong yang menenteng barang belanjaan aneka rupa tumpah ruah di sepanjang jalur pedestrian yang cukup nyaman dan lebar. Anehnya, jalur pejalan kaki ternyata terlihat lebih ramai dan dinamis dibandingkan jalur kendaraan di tengah. Tidak terlihat sama sekali aura lelah dan capek meski harus banyak berjalan kaki sepanjang jalur ini (jika ingin mengeksplore semua fasilitas perbelanjaan dan hiburan yang beragam ). Pun terlihat banyak orang Indonesia (sangat kelihatan sekali hehe ) dengan ketergesaannya dan kerepotannya menenteng segala jenis tas hasil dari penjelajahannya di berbagai fasilitas belanja.
 Meski baru awal November, terlihat  suasana dan aura natal dari berbagai maskot dan simbol-simbol seperti Sisterklas, Rusa salju, dsb. Bisa jadi ini hanya strategi kapitalistik dari para pemodal untuk membidik tumpukan fulus dari para pelancong sebanyak mungkin, bukan lagi ekspresi religiusitas. Deretan lampion merah yang bertengger di banyak pohon besar sepanjang orchard road memberi nuansa lain dari modernitas bangunan  yang  berlomba-lomba tampil menonjolkan diri di sepanjang Orchard Road. Arsitektur bangunan yang terlihat futuristik dan menggoda siapapun untuk menyinggahinya, baik yang hanya sekedar melihat-lihat, atau sudah menyiapkan dompet untuk dikuras habis.
Beberapa artis jalanan tampil di beberapa sudut jalan, dengan segala aksi kreatifnya memberi oase tersendiri di tengah suasana ketergesaan yang diperlihatkan dari para pemburu barang belanjaan bermerk. Beberapa konser kecil muncul memberi sekedar hiburan bagi para pejalan kaki yang mungkin lebih terkonsentrasi mencari hiburan dari pernik-pernik belanjaan bermerk. Di sepanjang jalan yang kami susuri ini, kami hanya sekedar mengamati suasana sepanjang jalan, perilaku para pejalan kaki dengan segala keanehannya, serta bagaimana cermatnya Pemerintah singapura memfasilitasi mereka dengan berbagai sarana yang memanjakan orang yang mau berjalan kaki, mulai dari sarana rest area, sarana penyeberangan ( ada jalur underground maupun traffic light khusus untuk pedestrian ), serta interconnecting dengan berbagai moda transportasi.
 Kami jadi iri sendiri, kapan fasilitas seperti ini diperhatikan pemerintah kota di Indonesia. Kepedulian dari pemangku wilayah dan perencana perkotaan akan keberadaan sarana prasarana bagi pejalan kaki terlihat masih memprihatinkan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sarana pejalan kaki menjadi isu yang terasa dianaktirikan dibandingkan sarana jalan yang diperuntukkan bagi moda kendaraan. Padahal pedestrian pun merupakan salah satu moda yang mestinya diakui dan mendapat prioritas oleh pemerintah. Tidak heran di beberapa kota muncul komunitas yang peduli akan sarana yang layak bagi pedestrian, salah satunya adalah komunitas koalisi Pejalan Kaki, yang sering mengadvokasi dan memberi pencerahan ke masyarakat dan Pemerintah Kota setempat akan pentingnya sarana Pedestrian yang layak.
Tidak terasa sudah berapa km kami menyusuri jalan ini, mencoba kami menyeberang lewat underpass, memberi kami pengalaman berbeda sebagai pejalan kaki. Kembali ke jalur di seberang, agak tergesa kami harus kembali lagi ke “basecamp” awal kami turun dari bis, sebelum semuanya menyebar menyusur Orchard Road. Hampir saja kami lupa waktu, padahal tidak satupun dari kami mencoba untuk menuruti godaan dari para pemodal yang menawarkan aneka barang yang terdisplay secara megah dan mewah di banyak pusat perbelanjaan. Entah apa jadinya jika kami masuk ke berbagai mall, mungkin benar-benar akan lupa waktu.
 Perlahan ION Orchard  yang terkenal dengan tampilan futuristiknya makin menjauh dari pandangan, seiring dengan makin teduhnya cahaya mentari yang perlahan bergeser turun. Makin sore, jalan justru makin ramai oleh lautan manusia. Pendar lampu dan cahaya artifisial perlahan mulai mengganti peran mentari, menyinari para pelancong yang ingin menikmati suasana sepanjang Orchar Road, maupun yang tergoda untuk menghabiskan uang akan barang-barang mewah, benar-benar butuh atau hanya sekedar memuaskan nafsu belanja. Semua terserah anda.
Baru terasa pegal-pegal kaki kami ketika sampai ke tempat awal berkumpul, entah, berapa kilo kami tadi berjalan. Tidak ada satupun barang yang kami tenteng di tangan, kami hanya menenteng dalam benak kami bagaimana pentingnya fasilitas pedestrian yang manusiawi dan layak, yang mestinya menjadi perhatian dan PR Pemerintah Kota dan kebutuhan masyarakat warga kota. Padahal Sebuah kota yang manusiawi, yang mendorong warga masyarakatnya untuk mau berjalan karena fasilitas pedestrian yang nyaman, sekaligus menjadi habit dan kebiasaan.