Sore itu, matahari tidak terlalu menyengat ketika kami turun
dari bis, semburat jingganya menyeruak dari balik bangunan lama yang masih
cukup terawat, di mana kami dengan sedikit tergesa melewatinya. Setelah mampir
sejenak shalat di masjid yang cukup besar
namun terletak cukup tersembunyi, kami segera menyusuri salah satu jalan
yang paling terkenal di Singapura ini. Tujuan kami sebenarnya memang bukan
untuk shopping windows, hanya sekedar mencoba mencari pengalaman menyusuri jalur
pedestrian yang berkualitas (sesuatu hal
yang mahal di Indonesia, di mana fasilitas bagi para pejalan kaki lebih
sering terabaikan). Singapura sebagai negara kota yang sangat kecil ini memang terkenal
sangat concern dan perhatian akan keberadaan
fasilitas publik yang layak dan manusiawi, salah satunya adalah fasilitas bagi
para pejalan kaki/ pedestrian.
Menyusuri jalanan yang khusus diperuntukkan bagi para
pedestrian memberi pengalaman dan pelajaran akan pentingnya perhatian terhadap
kebutuhan para pejalan kaki. Di sebuah negeri dimana area pejalan kaki
seringkali terkalahkan dengan moda transportasi lain ( remember: pedestrian pun
merupakan salah satu moda transportasi ).
Orchard Road road merupakan salah satu ruas jalan satu arah
sepanjang 2,2 km pada mulanya merupakan jalan sederhana di tepian area
perkebunan dan pertemuan, yang kemudian berkembang menjadi salah satu pusat
perbelanjaan dan hiburan. Kawasan perbelanjaan ini menyediakan pilihan retail,
kuliner, dan hiburan seluas hampir 800.000 meter persegi untuk memuaskan segala
selera dan kalangan - dari merek mewah hingga mode populer, dari restoran
eksklusif hingga pujasera makanan cepat-saji.
Suasana lalu lalang para pelancong yang menenteng barang
belanjaan aneka rupa tumpah ruah di sepanjang jalur pedestrian yang cukup
nyaman dan lebar. Anehnya, jalur pejalan kaki ternyata terlihat lebih ramai dan
dinamis dibandingkan jalur kendaraan di tengah. Tidak terlihat sama sekali aura
lelah dan capek meski harus banyak berjalan kaki sepanjang jalur ini (jika
ingin mengeksplore semua fasilitas perbelanjaan dan hiburan yang beragam ). Pun
terlihat banyak orang Indonesia (sangat kelihatan sekali hehe ) dengan
ketergesaannya dan kerepotannya menenteng segala jenis tas hasil dari
penjelajahannya di berbagai fasilitas belanja.
Meski baru awal
November, terlihat suasana dan aura
natal dari berbagai maskot dan simbol-simbol seperti Sisterklas, Rusa salju,
dsb. Bisa jadi ini hanya strategi kapitalistik dari para pemodal untuk membidik
tumpukan fulus dari para pelancong sebanyak mungkin, bukan lagi ekspresi
religiusitas. Deretan lampion merah yang bertengger di banyak pohon besar
sepanjang orchard road memberi nuansa lain dari modernitas bangunan yang
berlomba-lomba tampil menonjolkan diri di sepanjang Orchard Road.
Arsitektur bangunan yang terlihat futuristik dan menggoda siapapun untuk
menyinggahinya, baik yang hanya sekedar melihat-lihat, atau sudah menyiapkan
dompet untuk dikuras habis.
Beberapa artis jalanan tampil di beberapa sudut jalan, dengan
segala aksi kreatifnya memberi oase tersendiri di tengah suasana ketergesaan
yang diperlihatkan dari para pemburu barang belanjaan bermerk. Beberapa konser
kecil muncul memberi sekedar hiburan bagi para pejalan kaki yang mungkin lebih
terkonsentrasi mencari hiburan dari pernik-pernik belanjaan bermerk. Di
sepanjang jalan yang kami susuri ini, kami hanya sekedar mengamati suasana
sepanjang jalan, perilaku para pejalan kaki dengan segala keanehannya, serta
bagaimana cermatnya Pemerintah singapura memfasilitasi mereka dengan berbagai
sarana yang memanjakan orang yang mau berjalan kaki, mulai dari sarana rest
area, sarana penyeberangan ( ada jalur underground maupun traffic light khusus
untuk pedestrian ), serta interconnecting dengan berbagai moda transportasi.
Kami jadi iri
sendiri, kapan fasilitas seperti ini diperhatikan pemerintah kota di Indonesia.
Kepedulian dari pemangku wilayah dan perencana perkotaan akan keberadaan sarana
prasarana bagi pejalan kaki terlihat masih memprihatinkan. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa sarana pejalan kaki menjadi isu yang terasa dianaktirikan
dibandingkan sarana jalan yang diperuntukkan bagi moda kendaraan. Padahal
pedestrian pun merupakan salah satu moda yang mestinya diakui dan mendapat
prioritas oleh pemerintah. Tidak heran di beberapa kota muncul komunitas yang
peduli akan sarana yang layak bagi pedestrian, salah satunya adalah komunitas
koalisi Pejalan Kaki, yang sering mengadvokasi dan memberi pencerahan ke
masyarakat dan Pemerintah Kota setempat akan pentingnya sarana Pedestrian yang
layak.
Tidak terasa sudah berapa km kami menyusuri jalan ini,
mencoba kami menyeberang lewat underpass, memberi kami pengalaman berbeda
sebagai pejalan kaki. Kembali ke jalur di seberang, agak tergesa kami harus
kembali lagi ke “basecamp” awal kami turun dari bis, sebelum semuanya menyebar menyusur
Orchard Road. Hampir saja kami lupa waktu, padahal tidak satupun dari kami
mencoba untuk menuruti godaan dari para pemodal yang menawarkan aneka barang
yang terdisplay secara megah dan mewah di banyak pusat perbelanjaan. Entah apa
jadinya jika kami masuk ke berbagai mall, mungkin benar-benar akan lupa waktu.
Perlahan ION
Orchard yang terkenal dengan tampilan
futuristiknya makin menjauh dari pandangan, seiring dengan makin teduhnya
cahaya mentari yang perlahan bergeser turun. Makin sore, jalan justru makin ramai
oleh lautan manusia. Pendar lampu dan cahaya artifisial perlahan mulai
mengganti peran mentari, menyinari para pelancong yang ingin menikmati suasana
sepanjang Orchar Road, maupun yang tergoda untuk menghabiskan uang akan
barang-barang mewah, benar-benar butuh atau hanya sekedar memuaskan nafsu
belanja. Semua terserah anda.
Baru terasa pegal-pegal kaki kami ketika sampai ke tempat
awal berkumpul, entah, berapa kilo kami tadi berjalan. Tidak ada satupun barang
yang kami tenteng di tangan, kami hanya menenteng dalam benak kami bagaimana
pentingnya fasilitas pedestrian yang manusiawi dan layak, yang mestinya menjadi
perhatian dan PR Pemerintah Kota dan kebutuhan masyarakat warga kota. Padahal Sebuah
kota yang manusiawi, yang mendorong warga masyarakatnya untuk mau berjalan
karena fasilitas pedestrian yang nyaman, sekaligus menjadi habit dan kebiasaan.